Senin, 26 September 2011

Toleransi Muslim dengan Non-Muslim dalam kehidupan Mahasiswa SSE


Manusia adalah makhluk makhluk sosial, mau tidak mau harus saling berinteraksi dengan satu sama lain, karena memang pada hakekatnya manusia akan saling membutuhkan dan melengkapi. Makhluk sosial dalam suatu Negara pasti terdapat banyak perbedaan, begitu juga dengan perbedaan agama, karena kita membahas tentang toleransi beragama, maka dalam topik ini akan membahas tentang hubungan toleran umat muslim dengan non- muslim. Islam berarti “Damai” dan Rasulalloh Muhammad Saw. selalu berusaha untuk menegakkan perdamaian dan membuat perjanjian-perjanjian damai dengan orang-orang yang memusuhi beliau. Itu merupakan perjanjian toleransi beragama.
Islam memberikan penjelasan yang jelas akan pentingnya membina hubungan baik antara muslim dengan non-muslim. Islam begitu menekankan akan pentingnya saling menghargai, saling menghormati dan berbuat baik walaupun kepada umat yang lain. Keyakinan umat Islam bahwa manusia itu adalah makhluk yang mulia apapun berdasarkan agamanya, ras, budaya, kebangsaan dan warna kulitnya. Juga telah diajarkan oleh Rasulalloh, dimana sesama antar manusia harus terjalin persamaan, toleransi, menghargai, menguntungkan dan lain-lain. Alloh SWT juga menganjurkan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk saling menghormati, saling berlaku adil, menghargai dan melindungi. Firman Alloh SWT: “

žw â/ä38yg÷Ytƒ ª!$# Ç`tã tûïÏ%©!$# öNs9 öNä.qè=ÏG»s)ムÎû ÈûïÏd9$# óOs9ur /ä.qã_̍øƒä `ÏiB öNä.̍»tƒÏŠ br& óOèdrŽy9s? (#þqäÜÅ¡ø)è?ur öNÍköŽs9Î) 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏÜÅ¡ø)ßJø9$# ÇÑÈ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. ( QS : Al Mumtahanah : 8 )”





Sudah tentu Islam menghendaki kedamaian antarmanusia, tidak boleh ada penganiayaan, penindasan, pengucilan dan meremehkan di antar sesama manusia. Peperangan hanya dilakukan sebagai upaya bela diri dan untuk mengenyahkan tekanan-tekanan dan penganiayaan-penganiayaan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, Al-Quran menganjurkan kepada kita bersikap untuk tidak saling mencurigai, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tidak menggunjing (QS. Al Hujurat 49:12), karena semuanya itu dapat mengganggu berjalannya toleransi.
Menurut ajaran Islam, pergaulan dan hubungan umat Islam dengan non muslim haruslah dibangun atas dasar ahlaqul karimah.  Secara umum, dalam hubungan dengan umat Islam, orang kafir terbagi dua macam ; kafir muharib, yaitu orang kafir yang memerangi umat Islam dan kafir ghairu muharib yaitu orang kafir yang tidak memerangi umat Islam. Beberapa prinsip pergaulan yang harus dijaga umat Islam dengan kafir ghairu muharib adalah : Menahan diri melakukan kedzaliman, penghinaan dan tindakan yang melampaui batas (melanggar HAM). Mempraktekkan prinsip-prinsip ahlak Islam, diantaranya : kejujuran, amanat, kesadaran, keadilan, dan kasih sayang sesuai dengan tuntunan syariat serta berbagai ahlak terpuji lainnya. Dibenarkan berbuat baik dan melakukan berbagai amal kemanusiaan lainnya.
SSE juga begitu menganjurkan kepada kita untuk saling menghargai dan menghormati sesame teman maupun dosen, bahkan PSF memberi motto “9 Core Values” yang diantaranya menekankan kepada kita saling rispek dan toleransi. Ini membuktikan bahwa di sekitar kita telah mendukung adanya sifat kekeluargaan antar umat manusia bahkan beragama, bahkan hubungan terjalin baik saat kegiatan “ Fade Two white “ dimana non-muslim menghormati sekali persaudaraan di SSE. Landasan PSF melakukan ini mungkin agar kita saling berkerja sama demi membenahi diri sendiri yang akan berpengaruh terhadap Negara, adanya saling tukar pikiran guna memecahkan masalah yang tiada henti merusak negeri ini untuk maju.
Dari segi sikap dan sifat mungkin tidak akan terukur niatan toleransi yang kita lakukan, untuk itu adanya materi atau mata kuliah Humanistik yang diharapkan dapat menanamkan sikap untuk lebih menghargai antar umat beragama, tentu mengajarkan kita jalan yang lurus dalam pelaksanaannya, tentu menunjukan sikap toleransi yang menyeluruh dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tanpa adanya olok-olok setelah mata kuliah ini karena perdebatan dan dan perselisihan yang terjadi. Humanistik juga di harapkan tidak mengkotak-kotakkan antar umat beragama, semoga tetap membaur tanpa adanya dendam dan sifat yang tersembunya untuk saling menjatuhkan. Namun tetap dengan aturan dan asaz yang terdapat dalam alquran, tidak mem-pluralisme kan kami. Memang mata kuliah ini menakutkan, karena takut adanya perpecahan yang timbul karena ketidak lurusan pandangan muslim dengan non-muslim, namun jika menengok kembali kepada prinsip keberagamaan kita, insyaalloh kita tidak akan terpecahkan, juga mengharapkan perlindungan dari Alloh SWT. Dan semoga pak Hatim dapat mengendalikan mata kuliah ini, Amin.

       Semoga ada manfaatnya bagi segenap Muslim dan para pemeluk agama lain, untuk mengawali pengenalan terhadap ajaran Islam, amin ya Rabbal’alamin!


1 komentar:

  1. Catatan berikut kutipan-kutipan tentang Islam begitu luar biasa.
    Ada beberapa hal yang bisa menjadi tandatanya; setelah membagi non-muslim kepada muharib dan ghairu muharib (saya lebih suka menyebut harby dan dzimmi, karena itu yang aku temukan dalam kitab kuning, walaupun dalam akar kata yang sama), kemudian apakah peperangan terhadap kafir muharib itu bersifat tunggal motifnya? karena setahu saya tidak ada motif tunggal dalam melancarkan peperangan.
    Lapi pula, pembagian kafir diatas itu berlaku dalam negara Muslim, sementara Indonesia bukan negara Islam.
    Saya setuju dengan pergaulan akhlakul karimah, tetapi perlu di break down menjadi lebih detail seperti apa akhlakul kariman dalam kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus